Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Bisnis, Mudah Dilakukan Sendiri!

Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Bisnis, Mudah Dilakukan Sendiri!

Cara budidaya jamur tiram tidaklah sulit. Jamur yang memiliki nama latin Pleurotus ostreatus biasanya tumbuh di bawah pohon dengan daun yang sangat lebar. Atau tumbuh pada kayu dengan berderet dan menyamping. Berbentuk corong dengan corak seperti kerang yang mekar.

Ada banyak warna jamur tiram. Seperti merah, coklat, kelabu, merah jambu, dan putih susu. Tapi yang paling banyak dikonsumsi dan dibudidayakan adalah jenis jamur tiram yang berwarna putih. Pasar pangsanya sangat luas. Mulai dari golongan ekonomi bawah hingga atas. Maka tak heran jika budidaya jamur tiram menjadi bisnis dengan peluang yang sangat tinggi.

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan sebelum Budidaya

Budidaya jamur tidak seperti budidaya tanaman lainnya. Jamur tumbuh di area yang berkayu dengan tidak banyak menerima sinar matahari. Bahkan ketika tidak ada sinar matahari sekalipun, jamur tetap bisa tumbuh dengan maksimal.

Ada beberapa hal yang harus Anda pahami terkait sifat alami jamur agar hasil panen maksimal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan budidaya jamur :

1. Derajat Keasaman atau PH

Jamur memiliki derajat keasaman atau PH sekitar 6,7 hingga 8. Maka dari itu perlu menggunakan wadah atau tempat dengan kadar keasaman normal jamur. Tugas Anda adalah menjaga PH agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika terlalu tinggi, sistim metabolisme jamur akan terganggu.

Tapi jika PH terlalu rendah, bisa mengakibatkan pertumbuhan miselium akan terganggu. Karena ada tumbuhan lain yang menyerap nutrisi dan mengganggu pertumbuhannya.

2. Kadar Kelembaban

Tempat hidup jamur berada di area yang lembab. Dengan kadar kelembaban antara 60 hingga 70 persen. Sedangkan badan jamur, memerlukan kelembaban hingga 90 persen. Dari syarat habitat jamur ini, Anda harus menyiapkan tempat dengan kelembaban yang tinggi. Atau gunakan alat pengatur kelembaban ruangan. Pastikan jangan sampai kering atau terkena sinar matahari yang terlalu tinggi.

3. Cahaya

Perlu Anda ketahui bahwa jamur sangat peka terhadap cahaya. Jika banyak terpapar matahari akan cepat mengering. Maka dari itu, cara budidaya jamur tiram adalah dengan menjauhkannya dari paparan sinar matahari secara langsung. Agar tidak cepat mengering.

Letakkan jamur di bawah pohon rindang. Atau di dalam ruangan bangunan dengan pengaturan kelembaban yang sesuai dengan habitatnya. Berikan sinar matahari secara tidak langsung. Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhannya secara sehat.

4. Udara

Meski jamur tumbuh di area yang lembab, namun jamur tetap membutuhkan oksigen agar tetap hidup. Jangan meletakkan jamur secara berdempetan di ruangan yang sempit. Salah satu ciri jamur tiram tidak mendapat asupan oksigen yang maksimal adalah tumbuh dengan bentuk yang kecil.

Tidak hanya itu saja. Kekurangan oksigen bisa membuat jamur layu dan kemudian perlahan mati. Untuk menghindari ini, pastikan ada ventilasi udara jika Anda menanamnya di dalam ruangan. Karena jamur yang terlalu banyak menyerap karbondioksida akan tumbuh dengan keadaan tidak normal.

Idealnya, jamur memang harus dibudidayakan pada dataran tinggi. Namun dengan rekayasa dan modifikasi lingkungan, Anda bisa membudidayakan pada area dataran rendah.

5. Rak Jamur

Sebagian besar petani jamur mengembangbiakkan jamur di dalam ruangan. Memodifikasi ruangan dengan kelembaban, kadar oksigen, dan pencahayaan layaknya jamur tumbuh di dalam hutan. Salah satu alat yang Anda perlukan adalah rak jamur.

Biasanya terbuat dari bambu untuk meletakkan baglog atau media tumbuhnya jamur. Dalam baglog inilah diisi dengan miselium. Namun ada pula petani jamur yang menggunakan tembok permanen sebagai pengganti bambu. Anda bisa menyesuaikan dengan kebutuhan saja.

Besarnya rak tergantung luas bangunan. Anda bisa menyusun rak sedemikian rupa agar sirkulasi udara terjaga. Dan pertumbuhan jamur yang sehat juga akan lebih maksimal.

6. Baglog

Cara budidaya jamur tiram di dalam ruangan menggunakan baglog. Baglog adalah media tumbuhnya jamur. Sebuah plastik yang dibuat dengan bentuk silinder. Di dalamnya diisi dengan berbagai media tanam. Seperti kapur, dedak halus, tepung jagung, serbuk gergaji dan ampas tebu. Baglog inilah yang menentukan apakah jamur tumbuh dengan kualitas yang baik atau tidak.

Anda bisa menyusun baglog secara vertikal maupun horizontal. Namun disarankan untuk menyusun secara horizontal. Karena memberi ruang untuk tumbuh kembang lebih baik. Mungkin memang akan memakan tempat. Namun memberikan hasil panen dengan bentuk yang besar dan melimpah.

Cara Budidaya Jamur Tiram

Setelah memperhatikan beberapa hal di atas, Anda bisa langsung memulai tahap-tahap budidaya jamur secara sederhana berikut ini.

1. Pemilihan Bibit yang Baik

Untuk bisa mendapatkan bibit jamur, ada dua opsi yang bisa Anda lakukan. Yaitu membuat sendiri atau membeli bibit yang siap tanam. Bagi yang masih pemula, memilih yang siap tanam adalah solusi terbaik untuk menghindari kegagalan. Pilih bibit jamur dengan miselium yang berwarna putih. Jamur tumbuh merata pada media dan belum kedaluwarsa.

Untuk isian baglog untuk pembibitan, Anda bisa menggunakan campuran gabah, jagung, dan gergajian. Perbandingan yang bisa Anda gunakan adalah 1:2:3. 1 bagian untuk gabah, 2 bagian untuk jagung, dan 3 bagian untuk gergajian. Jagung dan gergajian akan menghasilkan nutrisi yang baik.

2. Pembuatan Media

Setelah menemukan bibit yang tepat, cara budidaya jamur tiram selanjutnya adalah membuat media dan memindahkan bibit pada media tersebut. Sama seperti bibit, media tumbuh kembang jamur juga menggunakan baglog. Maka dari itu, Anda harus membuat baglog dengan takaran yang sesuai.

Cara pembuatan baglog mudah. Sediakan 100 kg grajen, 10 kg bekatul, 2 kilogram kalsium, dan air dengan jumlah 60% dari total berat bahan. Lalu masukkan adonan pada plastik dengan ukuran 15X30.

Setelah itu, diamkan sekitar 10 hari untuk proses fermentasi agar jamur tiram bisa tumbuh dengan baik. Jika warnanya telah hitam, Anda bisa menanam bibit jamur di dalamnya.

3. Proses Inokulasi

Setelah proses fermentasi, mengeluarkan baglog dan Anda harus memasukkannya pada suhu normal selama 1X24 jam. Tujuannya adalah untuk mencegah spora patogen agar tidak merusak media tumbuh kembang jamur tiram.

4. Masa Inkubasi

Masa inkubasi membutuhkan waktu beberapa minggu. Hingga miselium tumbuh dengan sempurna. Yaitu merapat ke arah bawah. Jika miselium sudah tumbuh, jangan lupa untuk membuka plastiknya agar jamur bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dalam proses ini, kegagalan bisa saja terjadi. Saat baglog ditumbuhi dengan miselium yang tidak sehat atau bahkan busuk. Jika ini terjadi, Anda bisa langsung mengambil langkah cepat. Caranya adalah dengan mensterilkan ulang selama 20 hari sebelum Anda memindahkannya di dalam rak jamur.

Anda bisa melakukan panen setelah 2 minggu membuka baglog. Anda bisa melakukan panen di pagi atau siang hari. Pastikan jamur tidak terpapar matahari secara langsung saat proses pemanenan.

Itulah beberapa cara budidaya jamur tiram bagi pemula. Sampai sekarang, pangsa pasar jamur tiram masih luas. Anda bisa menjadikan ini sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Jika

memerlukan tips produksi UMKM lainnya atau cara Mudah Mengurus Izin Usaha UKM, bisa langsung bergabung dengan UMKM Sumut. Dan dapatkan berbagai informasi pengembangan UMKM dengan mudah.