Tips Menyusun Laporan Keuangan

Tips Menyusun Laporan Keuangan untuk UMKM

Laporan keuangan adalah pencatatan transaksi keuangan dalam periode tertentu untuk menggambarkan kinerja usaha UMKM, sehingga bisa dilihat perkembangan usahanya. Pemerintah saat ini sangat membantu para UMKM untuk semakin berkembang.

Karena itu, laporan finansial atau keuangan UMKM harus dilakukan secara rutin, cermat dan tepat. Dengan adanya laporan keuangan, Anda bisa mengetahui kondisi finansial usaha Anda secara keseluruhan.

Tujuan Penyusunan Laporan Finansial UMKM

UMKM bisa dibilang sangat berperan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia saat ini. Itulah mengapa penting sekali bagi UMKM untuk rajin membuat laporan terkait alur keuangan, supaya masa depan bisnis, nantinya bisa berjalan dengan baik.

Nyatanya, bukan hanya untuk perusahaan besar saja, namun UMKM pun diharuskan untuk membuat laporan keuangan, dengan tujuan untuk membuat sebuah informasi yang akan menunjukkan kondisi keuangan. Secara garis besar, tujuan dibuatnya laporan ini yaitu:

1. Sebagai informasi sesuai standar akuntansi keuangan yang sesuai
2. Dapat memberikan gambaran umum tentang kondisi keuangan UMKM
3. Pembuatan laporan keuangan yang merupakan sebuah bentuk ketaatan pada kebijakan akuntansi
4. Membuat sebuah prediksi kedepannya
5. Laporan tentang keuangan bisa dijadikan alat evaluasi

Baca juga: Hal yang Perlu UKM Perhatikan Dalam Manajemen Keuangan

Tips Menyusun Laporan Keuangan UMKM Sederhana

Tahukah Anda, bahwa laporan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Nyatanya, bukan hanya perusahaan besar saja, namun dengan membuat laporan finansial juga sangat diharuskan untuk usaha seperti UKM.

Tetapi masih banyak masyarakat dengan usaha kecil yang justru mengabaikan sistem laporan ini. Sehingga keuangan semakin tidak terkontrol dengan baik, uang habis begitu saja, dan yang paling berdampak adalah uang UKM lama-lama akan habis.

Disinilah Anda perlu menciptakan sebuah cara agar keuangan Anda tidak sia-sia. Berikut beberapa cara sederhana dalam menyusun keuangan UMKM supaya berhasil.

1. Mengumpulkan dan Mencatat Bukti dan Transaksi di Jurnal

Transaksi keuangan adalah kegiatan perusahaan berupa transaksi pembelian, penjualan, penukaran barang, sewa atau kegiatan transaksi lainnya.

Sebelum membuat laporan, kita harus membuat file bukti transaksi keuangan tersebut dengan rapi dan jangan ada data yang hilang. Bukti transaksi ini sendiri bisa berupa nota, kwitansi, faktur ataupun jenis bukti lainnya.

2. Memposting Jurnal ke dalam Buku Besar

Setelah selesai membuat jurnal, selanjutnya Anda bisa memposting jurnal tersebut ke dalam buku besar. Buku besar adalah rincian atau pengelompokkan transaksi ke dalam akun-akun secara rinci.

3. Menyusun Neraca Saldo

Neraca saldo adalah suatu daftar dari rincian buku besar dengan saldo debit atau kredit. Daftar rincian pada buku besar dikelompokkan dalam bentuk pasiva atau aktiva. Neraca saldo digunakan untuk mengecek balance atau tidaknya laporan yang dibuat.

4. Jurnal Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat saldo pada akun-akun tertentu yang mungkin belum tercatat sampai dengan akhir periode, sehingga data tersebut dikumpulkan untuk membuat jurnal penyesuaian.

5. Menyusun Neraca Lajur

Untuk membuat laporan agar lebih mudah, akan lebih baik membuat neraca lajur atau kertas kerja dari data di neraca saldo yang disesuaikan dengan data yang diperoleh dari jurnal penyesuaian.

6. Membuat Laporan Akhir

Tahap akhir yaitu membuat laporan finansial UMKM secara terperinci. Laporan ini sendiri disarankan harus bisa tersusun rapi dan mudah dipahami, namun masih tetap sesuai dengan standar laporan akuntansi.

Baca juga: Contoh Sederhana Laporan Keuangan Untuk UKM Pemula

Strategi dalam Penyusunan Laporan untuk UKM

Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyatakan, setiap pelaku usaha diharuskan untuk bisa menyusun laporan sesuai dengan regulasi yang sudah ada. Lalu seberapa penting penyusunan laporan ini?

Tentu saja sangat penting, pencatatan keuangan ini nantinya akan membantu kamu memperoleh pemasukan yang meningkat dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, Anda bisa membandingkan kondisi finansial usaha Anda dengan periode sebelumnya.

Jika laba belum meningkat secara signifikan, kamu bisa menelusuri biaya-biaya apa yang bisa dipangkas demi menghemat pengeluaran Sementara dalam akuntansinya sendiri, penyusunan awal dari sebuah laporan keuangan UMKM ini pun, dimulai dari proses pencatatan bukti yang sah.

Kemudian bukti inilah yang akan menjadi data pembukuan dimana akan dipakai sebagai bentuk pencatatan ke dalam buku harian dan buku pembantu. Bagaimana caranya? yaitu dengan mengelompokkan data transaksi yang sesuai dengan nomor kode akun yang telah ditentukan.

Jika sudah selesai, selanjutnya perlu membuat sebuah pemindahan data pembukuan dari buku harian yang sesuai dengan nomor akun ke buku besar. Nantinya di akhir periode pelaporan, Anda harus melakukan penyusunan jurnal penyesuaian dan pembuatan jurnal penutupan.

Kemudian menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan. Penyusunan laporan neraca, laporan arus kas, serta melakukan laporan laba rugi dan laporan perubahan modal.

Bentuk Laporan Finansial untuk UMKM

Laporan arus keuangan yang dibuat untuk UMKM merupakan sebuah laporan yang berisi mengenai data informasi tentang transaksi pemasukan, pengeluaran dari sebuah usaha tersebut. Biasanya, dalam pembuatannya ini, laporan ini akan disesuaikan dengan kebijakan dari tiap usaha.

Kebijakan yang dimaksud disini adalah periode dari laporan, mulai dari laporan keuangan harian, bulanan, bahkan sampai tahunan. Laporan ini bahkan berfungsi sebagai bahan evaluasi dari usaha, yang bertujuan untuk menentukan arah dan strategi usaha.

Akan tetapi, dalam pembuatan laporan arus keuangan UMKM apalagi untuk Anda seorang pemula, memang terkadang terasa sulit. Disinilah Anda harus tahu seperti apa bentuk laporan finansial yang paling biasa dipakai yakni:

  1. Buku Arus Kas, yaitu pencatatan keluar masuknya uang dalam periode tertentu dalam suatu usaha.
  2. Buku Persediaan, dimana dibedakan dalam dua metode yaitu metode fisik dan metode perpetual (buku).
  3. Buku Pembelian, dimana buku buku UMKM ini sangat dibutuhkan. Walaupun dalam buku tersebut hanya mencatat transaksi pembelian yang tidak dibayar dengan tunai. Dalam buku tersebut harus tercatat urutan faktur-faktur pembelian.
  4. Buku Penjualan, dalam buku ini, Anda perlu mencatat penjualan barang yang telah dilakukan dalam periode tertentu, di sesuaikan dengan faktur-faktur yang ada.
  5. Buku Biaya, dalam buku ini, adalah pencatatan semua pengeluaran biaya selama proses produksi dan pemasaran. Contohnya untuk membayar karyawan, biaya listrik, telepon, sewa tempat usaha, dan lainnya.
  6. Buku Utang, dalam pembukuan ini, suatu perusahaan adalah catatan yang harus dibayar dalam periode tertentu kepada pihak lain. Catatan dalam pembukuan utang ini diperlukan untuk mengetahui nominal yang belum dibayarkan perusahaan Anda kepada pihak lain beserta waktu jatuh temponya.
  7. Buku Piutang, pencatatan dalam buku ini adalah data piutang pihak lain yang belum tertagih. Sehingga Anda bisa mengetahui siapa saja yang berhutang dan waktu pembayarannya.

Setelah laporan keuangan semua selesai, pelaku usaha dapat mengetahui berapa jumlah pajak yang harus dibayarkan. Dan bila laporan ini Anda buat secara rutin, apabila usaha Anda ada masalah, Anda bisa mengetahuinya dan bisa segera menyelesaikan permasalahan tersebut.