konsep dasar keuangan

10+ Konsep Dasar Keuangan yang Penting untuk Diketahui Pebisnis

Wawasan mengenai konsep dasar keuangan adalah pondasi pengetahuan yang wajib pebisnis ketahui. Dengan memahaminya, Anda yang terjun dalam dunia bisnis bisa lebih terdorong untuk belajar dan mengaplikasikan berbagai teori seputar keuangan.

Setidaknya, ada 11 konsep yang perlu Anda pahami. Baik yang berhubungan dengan konsep perusahaan, negara, saham, hingga syariah. Berikut penjelasannya!

1. Net Worth (Pendapatan Bersih)

Pendapatan bersih merupakan hasil pengurangan dari total aset dengan jumlah utang. Hasil dari rumus ini menyatakan sehat atau tidaknya bisnis.

net worth formula

sumber: https://www.educba.com/net-worth-formula/

Jika hasilnya ada di atas angka 0, artinya perusahaan masih aman. Sebaliknya, jika hasil dari rumus di atas bernilai minus 0, tandanya bisnis tidak aman.
Sebagai pebisnis, Anda harus terus menjaga net worth tetap stabil di atas 0.

2. Likuiditas

Likuiditas merupakan konsep dasar keuangan perusahaan yang menunjukan kemampuan kas dalam memenuhi kewajiban bayar pada tempo waktu tertentu dengan harta aktiva lancar.

Baik itu pembayaran utang, gaji karyawan, dan berbagai kewajiban jangka pendeknya.

3. Inflasi

Inflasi merupakan konsep dasar keuangan negara.Namun, penting juga pebisnis pahami.

Secara istilah, inflasi merujuk pada kondisi adanya peningkatan harga secara terus menerus sebagai bagian dari mekanisme pasar. Jadi, inflasi adalah bagian dari pembahasan makro ekonomi.

Ada berbagai faktor penyebab inflasi, muaranya adalah turunnya nilai mata uang secara simultan. Misalnya jika dulu dengan uang Rp500 bisa membeli air mineral botol, sekarang uang Rp500 hanya cukup untuk air mineral gelas.

4. Bull Market

Bull market merupakan istilah dalam dunia saham. Faktanya, merujuk pada suatu kondisi yang menunjukan perkembangan saham grafiknya naik. Biasanya, tandanya adalah meningkatnya nilai atau harga-harga di pasar saham.

5. Bear Market

Berkebalikan dengan bull market, bear market adalah kondisi dimana kinerja dunia saham grafiknya menurun. Harga-harga secara umum melemah dan turun dalam jangka waktu berkepanjangan.

6. Risk Tolerance (Toleransi Risiko)

Risk tolerance merupakan tingkat variasi atau keragaman risiko dalam menerima hasil investasi.
Setiap investor, perlu memahami bahwa potensi untung dan rugi ketika berinvestasi memiliki ruang ketidakpastian. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat toleransi risiko antara lain:

  • Timeline rencana investasi
  • Tujuan investasi
  • Umur investor
  • Ukuran portofolio
  • Tingkat kenyamanan investor

Baca juga: Hal yang Perlu UKM Perhatikan Dalam Manajemen Keuangan

7. Alokasi Aset dan Diversifikasi

Alokasi aset adalah strategi pengelolaan keuangan yang bertujuan menyeimbangkan tingkat risiko. Caranya, dengan mengalokasikan investasi ke dalam berbagai kategori (diversifikasi).

Misalnya ke tabungan, emas, properti, saham, dan lain sebagainya. Hal ini bisa mengurangi risiko kerugian ketika sewaktu-waktu terjadi krisis ekonomi yang berimbas pada satu atau beberapa lini investasi.

8. CAPM

CAPM atau Capital Asset Pricing Model adalah model alat ukur untuk menggambarkan risiko sistematis. Model ini menghubungkan risk (tingkat risiko) dan return (tingkat keuntungan) yang diharapkan.

Harapannya, dalam proses investasi, seorang investor bisa memiliki tingkat risiko rendah dan mendapat keuntungan besar.

9. Adl’ (Keadilan)

Keadilan adalah konsep dasar keuangan syariah. Istilah ini merujuk pada konsep pembagian keuntungan yang berdasarkan keuntungan riil masing-masing investor. Penghitungannya juga sesuai dengan kontribusi yang diberikan serta tingkat risiko yang didapatkan.

10. Transparansi

Sama dengan keadilan, transparansi adalah konsep dasar keuangan Islam. Maksudnya, Islam menekankan adanya pelaporan terbuka secara berkala dan berkesinambungan terhadap investor.

Tujuan hal ini dilakukan agar investor dapat langsung mengetahui sekaligus memantau kondisi modal yang ia tanamkan dalam investasi.

11. Ta’awun

Ta’awun atau tolong menolong adalah konsep Islam yang semestinya ada dilakukan setiap pelaku keuangan syariah. Terutama, lembaga seperti bank.

Untuk menyeimbangkan kesenjangan sosial, Islam mendorong lembaga keuangan untuk mengeluarkan produk yang sifatnya non komersial. Kemudian, menggantinya dengan akad-akad yang lebih bersifat tolong menolong untuk menopang ekonomi orang-orang yang lebih lemah.

Kesimpulan

Sebenarnya, masih banyak konsep yang bisa Anda pelajari untuk meningkatkan kapasitas dalam bisnis. Namun mudah-mudahan, deretan istilah di atas mampu menjadi pondasi bagi Anda yang sedang belajar keuangan. Baik keuangan konvensional maupun syariah.

Jika Anda mau lebih banyak menambah wawasan, kami memiliki artikel keuangan UMKM lain selain konsep dasar keuangan ini. Baca juga yuk!