Masa pandemi ini merupakan masa dimana keadaan ekonomi negara kita maupun negara-negara lain secara global merosot dengan sangat tajam. Tetapi, di tengah ketidakpastian ini, tetap saja masih terdapat peluang yang cukup bagus bagi pelaku ekonomi. Produk-produk bahan makanan dari hulu ke hilir tetap laku, karena memang dalam situasi ini, kita masih tetap memerlukan bahan makanan.
Tidak hanya bahan makanan saja yang laris di pasaran. Produk-produk lain yang berhubungan dengan pandemi juga laris terjual, misal masker, vitamin dan suplemen makanan, hand sanitizer dan produk lain yang dapat membantu kita mempertahankan tubuh kita dari serangan virus. Sebagai pelaku bisnis, umumnya kita menginginkan produk yang dihasilkan atau yang dijual akan cepat terserap oleh pasar alias laku terjual. Namun terkadang, ada beberapa hal yang kita inginkan tidak terjadi sesuai harapan. Dari hal tersebut, kita harus mengetahui apa saja hal-hal yang membuat produk tersebut bisa laku atau tidak laku diterima oleh masyarakat. Terdapat delapan faktor yang bisa mempengaruhi tingkat penjualan produk. Berikut ini delapan faktor tersebut.
Daftar isi
1. Kualitas produk
Kualitas produk adalah hal yang utama yang akan diperhatikan konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli produk tersebut. Kualitas produk termasuk keadaan produk yang tidak cacat, lebih tahan lama, lebih enak pada produk makanan dan lain-lain. Jadi untuk menjual produk, penjual harus memastikan bahwa produk yang dijual memiliki kualitas yang lebih bagus daripada produk pesaing. Bila penjual menjual produk yang berkualitas buruk, mungkin pada awalnya, konsumen tidak mengetahuinya, dan bisa saja produk Anda terjual sampai pada target yang Anda inginkan. Tapi tidak mungkin konsumen akan membeli produk tersebut untuk kedua kalinya karena kepuasan konsumen tersebut tidak terpenuhi setelah mengetahui kualitas produk yang jelek.
2. Kemudahan produk
Pada konteks kali ini, yang dimaksud kemudahan produk disini adalah kemudahan mengakses produk/ketersediaan barang, kemudahan penggunaan produk/pengoperasian produk, dan kemudahan pelayanan purna jual. Kemudahan mengakses produk termasuk kemudahan mendapatkan produk juga bertanya mengenai produk sebelum terjadinya proses penjualan. Nah, pada poin inilah terkadang penjualan online lebih dilirik oleh konsumen. Hal ini disebabkan karena pada platform e-commerce ini, konsumen dapat dengan mudah mendapatkan produk yang mereka inginkan, ditambah lagi bila penjual bisa menjawab pertanyaan konsumen dengan cepat atau fast response.
Kemudahan penggunaan produk juga menentukan keputusan konsumen. Semakin mudah penggunaan dan perawatan produk semakin mendapatkan nilai positif di mata konsumen. Kemudahan pelayanan pasca jual juga menjadi faktor yang menentukan keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk. Produk alat-alat elektronik dan alat-alat komunikasi khususnya sangat memerlukan kemudahan ini, produk-produk tersebut bisa bersaing dengan cara memperbanyak layanan purna jual di kota-kota.
3. Kelengkapan informasi produk
Informasi produk yang didapat konsumen dengan lengkap bisa memberikan kepercayaan pada konsumen dalam memutuskan untuk membeli sebuah produk. Kadang-kadang konsumen enggan untuk bertanya secara langsung mengenai produk dan bila mereka tidak mengenal produk mereka tidak akan membelinya. Jadi penjual atau produsen diharapkan dapat memberikan informasi, bisa melalui kemasan produk ataupun bisa ditambah dengan penambahan vertical banner dan lain-lain bagi produk yang baru dipasarkan sehingga bisa membuat konsumen dengan segera mengetahui tentang produk.
4. Tingkat kepercayaan konsumen
Faktor tingkat kepercayaan konsumen ini sangat dipengaruhi dari keadaan toko tersebut. Pasalnya, faktor ini memiliki perbedaan yang signifikan antara penjualan secara langsung dengan penjualan online. Pada penjualan langsung, konsumen memiliki tingkat kepercayaan terhadap suatu produk dengan meneliti secara langsung produk dengan menggunakan indera mereka. Dari sana, mereka bisa mengetahui ukuran, bahan, dan produk yang sedang dijual oleh toko tersebut. Sementara pada penjualan online, tingkat kepercayaan konsumen bisa diketahui dari ulasan konsumen, juga membandingkan rating satu penjual dengan penjual lain. Melalui ulasan konsumen, bisa dilihat berapa besar tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk maupun penjualnya.
5. Kondisi modal penjual
Seorang penjual pasti membutuhkan modal untuk membuka sebuah bisnis. Bagi penjual, baik penjual toko offline maupun toko online, mereka semua pasti memerlukan modal. Walaupun memang saat ini ada cara menjual yang tidak memerlukan modal, seperti dropshipper, namun secara umum untuk membuka sebuah bisnis, pasti diperlukan modal. Tentunya jumlah modal ini berbeda-beda, tergantung dari jenis bisnis yang ingin dibuka.
Modal diperlukan oleh si penjual untuk pengadaan produk dan juga untuk memperkenalkan produk pada konsumen. Cara memperkenalkan produk pada konsumen yang dilakukan oleh penjual dengan modal kecil sangatlah berbeda cara memperkenalkan produk yang dilakukan oleh penjual bermodal besar. Dengan modal yang cukup, produk bisa diperkenalkan pada masyarakat dengan cepat. Dengan begitu, maka masyarakat akan semakin banyak menjadi potensi konsumen kita, dan dari sana target penjualan yang diharapkan dapat tercapai.
6. Kondisi pasar
Pada awal artikel ini, saya menjelaskan bagaimana masa-masa sekarang ini merupakan masa pandemi. Negara juga berusaha untuk mengatur dan mengontrol mobilitas masyarakat seperti memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang sudah berlangsung cukup lama. Hal ini semata-mata tentu dilakukan oleh negara untuk mengatasi pandemi dan membuat kondisi dapat balik seperti sedia kala. Hal ini tentu mempengaruhi kondisi pasar dan keadaan ekonomi masyarakat secara umum. Banyaknya karyawan yang di-PHK, atau banyak masyarakat yang tidak bisa melakukan pekerjaannya karena hal ini, membuat kondisi pasar juga menurun, dan daya beli masyarakat pun juga menurun.
Keadaan ekonomi di Indonesia saat ini dapat dikatakan tidak terus-menerus sulit, walaupun memang pandemi saat ini adalah masa-masa yang cukup sulit, termasuk juga di Indonesia. Hal ini disebabkan karena di Indonesia, terdapat masa tertentu dimana tren pasar tetap meningkat, seperti di saat bulan Ramadhan, menjelang hari raya, Natal, maupun tahun baru. Pada saat hari-hari seperti inilah, masyarakat tetap berbondong-bondong membeli kebutuhannya, seperti kue, pakaian baru, maupun perhiasan. Sebagai penjual, Anda harus dengan jeli melihat peluang yang seperti ini. Akan baik adanya jika Anda sebagai penjual bisa memanfaatkan waktu-waktu yang menjadi tren masyarakat Indonesia.
7. Nilai harga
Harga merupakan elemen penting, bahkan dapat dikatakan sebagai elemen yang paling dominan dalam menjual/memasarkan suatu produk. Harga juga merupakan faktor yang menentukan minat beli ulang konsumen. Penentuan harga produk sangat berhubungan erat dengan kualitasnya. Selain kualitas produk, penentuan harga juga mempertimbangkan segmen pasar yang akan dipilih dan keterjangkauan harga oleh segmen produk tersebut.
Semakin terjangkau harga produk tersebut menurut konsumen, maka semakin meningkatkan penjualan produk. Selain itu penjual juga melihat harga dari produk pesaing, apakah lebih tinggi atau lebih rendah, karena hal ini tentunya sangat menentukan hasil penjualan produk. Umumnya konsumen akan memilih produk dengan harga yang lebih rendah dari produk pesaing tapi dengan kualitas yang hampir sama.
8. Strategi marketing
Upaya untuk pemasaran produk maupun menghasilkan pendapatan yang bagus tidak terlepas dari adanya strategi marketing yang dilakukan. Meskipun kualitas suatu produk sudah bagus, Anda tidak akan menghasilkan penjualan dan pendapatan yang baik tanpa strategi marketing yang mumpuni. Hal ini sudah banyak sekali dialami oleh produk-produk yang sudah beredar di pasaran, tetapi akhirnya discontinue atau tidak diproduksi lagi karena hasil penjualan yang diinginkan tidak tercapai.
Tanpa adanya strategi marketing yang baik, akan sangat sulit bisa tercapai hasil yang diinginkan. Pemasaran merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen. Produsen sebagai penghasil produk pastinya ingin produknya bisa dikenal masyarakat dengan cepat dan bisa menimbulkan ketertarikan masyarakat untuk mencoba membelinya. Nah, poin inilah yang merupakan tugas utama dari para tenaga marketing.
Saat ini, melakukan pekerjaan marketing semakin mudah berkat adanya media sosial. Melalui media sosial, sekarang ini perusahaan perorangan maupun perusahaan besar melakukan digital marketing. Media sosial yang dipakai meliputi Instagram, Twitter, Facebook, maupun TikTok. Ada juga perusahaan besar yang menggunakan website sebagai wadah marketing-nya.
Selain berpromosi seperti ini, cara marketing yang konvensional pun juga masih dilakukan oleh banyak perusahaan. Kebanyakan dari perusahaan ini akan menggabungkan promosi konvensional dan digital marketing, seperti memasang iklan di televisi dan pada saat yang bersamaan pula, mereka juga berpromosi lewat media sosial. Jangan lupa juga, untuk membuat produk dan perusahaan lebih dikenal oleh masyarakat, maka Anda memerlukan branding yang baik terhadap produk Anda. Branding yang dapat dilakukan cukup beragam, misalnya dengan membuat logo dan gambar yang spesifik untuk suatu produk maupun untuk perusahaan.
Inilah 8 faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis. Saya harapkan dari artikel ini, Anda dapat memahami faktor-faktor ini, dan dapat menerapkannya dalam strategi bisnis Anda.