Utang tidaklah selalu buruk, apalagi bagi pengusaha karena bisa membantu untuk menjaga aliran kas atau uang tunai. Namun penting untuk melakukan pengelolaan hutang dengan baik agar bisa melakukan pembayaran kredit dengan lancar. Hutang yang dikelola dengan baik bisa membantu untuk berjalannya bisnis. Begitu juga bagi orang biasa, cara mengelola hutang yang baik juga sangat penting untuk diketahui. Skor kredit yang bagus bisa digunakan untuk melakukan pinjaman lain yang dibutuhkan.
Daftar isi
Cara Mengelola Hutang yang Tepat
Ada banyak orang yang memilih berhutang dengan alasan yang bervariasi. Resiko berhutang sendiri juga banyak apalagi jika tidak dikelola dengan baik. Pembayaran cicilan yang tersendat bisa berakibat buruk bagi keuangan. Nah, berikut ini 7 cara mengelola hutang yang baik.
1. Melakukan perencanaan utang dengan matang
Merencanakan hutang berarti mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan hutang tersebut. Faktor yang dipertimbangkan misalnya untuk apa hutang tersebut, meminjam pada siapa, berapa jumlahnya, dan proses pelunasannya. Sebelum meminjam maka perlu mengetahui tujuan dari berhutang tersebut.
Pertimbangkan jumlah dan dari mana pinjaman tersebut akan didapatkan. Ada banyak lembaga keuangan dan mitra yang bisa memberikan pinjaman. Pilih mana yang memberikan bunga dan jangka waktu pembayaran yang paling masuk akal serta disesuaikan dengan kemampuan.
2. Sesuai dengan kebutuhan
Meminjam uang harus sesuai dengan kebutuhan saat ini. Sebaiknya tidak meminjam untuk sesuatu yang sebenarnya belum dibutuhkan. Bank atau lembaga keuangan lainnya kerap menawarkan pinjaman. Hal tersebut merupakan bagian dari marketing atau promosi yang mereka lakukan jadi sebaiknya tidak tergiur jika memang tak membutuhkan. Hutang yang terjadi karena tidak dibutuhkan biasanya malah tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal. Jadi sebaiknya berhutanglah di saat benar-benar membutuhkan dan juga dengan jumlah yang sesuai kebutuhan tersebut. Ini untuk menghindari menumpuknya daftar hutang dan pemborosan.
3. Sesuai dengan kemampuan atau rasio utang
Mengajukan pinjaman atau hutang harus dilakukan sesuai dengan kemampuan. Pihak yang memberikan pinjaman biasanya juga akan memeriksa kemampuan dari calon peminjam. Tapi ada juga pihak yang kurang memperhatikan hal tersebut sehingga berakibat pada kredit macet atau peminjam tidak mampu membayar cicilan.
Cara mengelola hutang yang baik yaitu dengan memperhitungkan rasio utang. Ini berupa perbandingan antara jumlah utang dan jumlah aset yang dimiliki. Rasio utang ini bisa digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran. Rasio yang rendah atau lebih dari satu menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset yang lebih banyak dari hutang. Jadi rasio yang rendah dibutuhkan agar keuangan perusahaan tetap terjaga.
4. Mempertimbangkan persentase cicilan utang per bulan
Cara mengelola hutang secara pribadi, salah satunya dengan mempertimbangkan jumlah cicilan hutang yang dimiliki yaitu dengan melihat persentasenya terhadap total penghasilan. Persentase hutang sebaiknya tidak lebih dari 30% dari penghasilan. Ini membantu agar cicilan tetap bisa dibayarkan tepat waktu tanpa mengganggu pengeluaran lainnya. Jika persentase hutang besar, malah akan kesulitan untuk memenuhi pengeluaran lainnya seperti kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak, biaya kesehatan, dan lain-lain.
5. Fokus untuk tujuan pinjaman
Mendapatkan pinjaman harus memiliki tujuan tertentu. Misalnya perusahaan yang berhutang karena ingin memperluas pabriknya atau pribadi yang ingin membeli kendaraan. Peminjam perlu fokus untuk tujuan tersebut sehingga pinjaman tersebut dimanfaatkan dengan optimal. Hutang yang ditujukan untuk membeli kendaraan maka harus hanya digunakan untuk tujuan tersebut. Jangan sampai hutang tersebut malah digunakan untuk kebutuhan lainnya yang tidak penting. Apalagi bagi perusahaan, hutang harus digunakan sebaik-baiknya untuk membantu meningkatkan performa perusahaan.
6. Mempertimbangkan resiko hutang
Resiko hutang misalnya jika peminjam kemudian tidak mampu membayar tepat waktu. Ini bisa terjadi jika tiba-tiba tidak mendapatkan penghasilan seperti biasa atau ada pengeluaran lain yang mendesak. Oleh karena itu penting untuk lebih dulu memperhitungkan soal rasio utang tersebut. Perlu ada cadangan yang bisa digunakan untuk pembayaran utang.
Resiko pinjaman jangka pendek dan jangka panjang juga ada perbedaan. Hutang jangka panjang perlu waktu lama untuk pelunasan namun cicilannya bisa lebih rendah setiap bulannya. Sedangkan hutang jangka pendek memiliki cicilan yang lebih tinggi dengan pelunasan cepat. Sebelumnya perlu mempertimbangkan mana jenis utang yang lebih sesuai dengan kemampuan sehingga bisa melunasi dengan baik.
7. Membayar utang tepat waktu
Salah satu cara mengelola hutang yang baik yaitu mampu melakukan pembayaran tepat waktu. Jika sudah mendapatkan pinjaman, maka hal yang harus dilakukan yaitu memastikan untuk selalu membayar cicilan tepat waktunya. Pembayaran cicilan yang tidak tepat waktu bisa berpengaruh pada pembayaran bunga yang lebih tinggi serta tambahan denda jatuh tempo. Baik hutang pribadi atau perusahaan harus dibayarkan tepat waktu, tidak melebihi batas jatuh temponya. Kredibilitas sebagai peminjam juga akan berkurang jika sering membayar utang terlambat. Apalagi jika sampai tidak mampu membayar maka bisa berakibat masuk daftar hitam atau black list dari lembaga keuangan atau OJK.
Sudah Paham Cara Mengelola Hutang?
Berhutang bisa jadi cara cepat untuk mendapatkan uang atau modal untuk kebutuhan tertentu. Namun penting untuk mengetahui apa saja resiko dalam berhutang sehingga tidak sembarangan melakukan pinjaman. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengajukan pinjaman. Ini untuk menghindari cicilan yang tak bisa dibayarkan tepat waktu.
Pebisnis besar maupun UMKM juga biasanya perlu berhutang untuk mengembangkan bisnisnya. Cara mengelola hutang yang baik harus dilakukan sehingga bisnis dapat berjalan dengan lancar. Bagi yang ingin mengembangkan bisnisnya segera daftarkan UKM Anda di Ukmsumut.id. Tersedia juga beragam tips mengelola keuangan ukm lainnya di sini.
Peminjam perlu mengetahui jatuh tempo utang setiap bulannya. Bayarkan utang sebelum waktu jatuh tempo agar tidak terkena tambahan denda. Hutang bisa dibayarkan di tanggal yang sama setiap bulannya sehingga tidak lupa. Ini perlu dicatat dalam pembukuan. Bagi perusahaan, tim keuangan yang akan bertanggung jawab untuk membayar utang tepat waktu.
Pemberi pinjaman bisa berupa lembaga keuangan, bank, investor, serta venture capital. Bagi yang meminjam di lembaga keuangan maka perlu memastikan bahwa mereka merupakan perusahaan yang legal atau telah terdaftar. Tak sedikit juga keluarga atau kerabat yang mau memberikan pinjaman. Meskipun keluarga, tetap perlu perjanjian bermaterai sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
Syarat mengajukan pinjaman tergantung dari pihak pemberi pinjaman. Biasanya berupa dokumen identitas pribadi atau perusahaan, slip gaji, NPWP, dan lain-lain. Pihak yang mengajukan pinjaman juga perlu memiliki skor kredit yang bagus. Pihak pemberi pinjaman juga bisa melakukan pemeriksaan langsung terkait calon debitur apakah benar layak atau tidak diberi pinjaman.
Orang atau pihak yang berhutang tapi tidak mampu membayarkan maka bisa memiliki catatan kredit yang buruk. Tergantung dari perjanjian awal dengan pihak pemberi pinjaman, namun secara umum cicilan bisa semakin besar karena ada denda dan bunga. Jika ada jaminan maka jaminan tersebut nantinya dapat disita oleh pihak pemberi utang.