Terlihat sederhana, namun nyatanya rumit, inilah realita pengaturan keuangan pada usaha sembako dan retail lainnya. Hal ini dikarenakan tidak semua pengusaha warung kecil mengetahui cara mengatur keuangan warung sembako dengan baik. Sehingga barang yang terjual banyak, tapi uang yang terkumpul sedikit.
Warung sembako memang tidak sebesar perusahaan corporate. Sehingga tidak memerlukan penataan laporan keuangan yang jelimet. Tapi ketika cash flow tidak ditata dengan rapi, kerumitannya melebihi perusahaan besar. Agar ini tidak terjadi pada usaha sembako Anda, tidak ada salahnya mengetahui langkah apa yang harus dilakukan.
Daftar isi
Berbagai Cara Mengatur Keuangan Warung Sembako
Sesederhana apapun pencatatan laporan keuangan, sebaiknya tidak mengabaikan beberapa cara mengatur keuangan warung sembako berikut ini :
1. Tak Perlu Banyak Menyetok Barang
Semakin banyak stok barang memang akan membuat toko semakin ramai. Untuk menarik minat pembeli karena mereka bebas memilih varian apapun sesuai selera.
Namun, jika terlalu banyak stok mengendap, justru akan membuat cash flow menjadi terganggu. Maka dari itu perkecil stok barang.
Contohnya saja produk sabun mandi, setiap produk memiliki ragam warna dan varian. Anda bisa membeli beberapa brand sabun mandi. Dimana setiap brand bisa mencampur warna dan varian aromanya.
Setelah itu catat baik-baik, brand dan varian mana yang paling digemari konsumen. Dari data inilah Anda bisa memutuskan untuk stok 1 pack untuk satu varian aroma dari brand tertentu.
2. Hindari Hutang Piutang
Meski kepada tetangga, bukan berarti Anda bisa memberikan hutang barang dengan tempo tanpa batas, karena dapat mengganggu perputaran kas toko. Boleh saja memberikan hutang sesekali. Tapi Anda harus memberi penjelasan. Kapan pelanggan harus melakukan pembayaran.
Atau jika memang memungkinkan, terapkan peraturan hanya membayar tunai untuk setiap transaksi. Selain mempermudah pencatatan, Anda juga tidak mungkin berhutang pada supplier. Sehingga keuntungan ataupun kerugian yang didapat juga lebih mudah dikoreksi.
3. Pemisahan Rekening Usaha dan Pribadi
Cara mengatur keuangan warung sembako selanjutnya yaitu dengan memisahkan antara rekening pribadi dengan usaha, terlebih jika Anda juga berjualan di toko online. Ini akan mempermudah melihat perputaran uang masuk dan keluar pada toko. Tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
Langkah ini memang terkesan remeh. Tapi jika kesalahan ini dilakukan terus menerus, hanya tinggal menunggu waktu. Anda akan kesulitan melakukan audit ketika merasa uang yang masuk tidak sebanyak barang yang keluar. Jadi mulai sekarang pisahkan rekening pribadi dengan usaha.
4. Lakukan Pembukuan Serapi Mungkin
Memang tidak perlu seperti perusahaan besar yang memiliki catatan laporan keuangan lengkap. Setidaknya toko kelontong juga memiliki pencatatan laporan keuangan sederhana. Sesuai dengan kemampuan pemiliknya, misalkan saja laporan kas dan stok barang keluar dan masuk.
Pencatatan bisa dilakukan setiap ada stok barang yang keluar atau masuk. Namun jika itu terlalu merepotkan, Anda bisa mencatatnya setiap toko selesai beroperasi. Lalu evaluasi secara berkala. Bisa satu minggu sekali atau satu bulan sekali. Cara ini bisa membantu melihat laporan secara real time.
Anda bisa membeli buku kas di toko alat tulis untuk melakukan pencatatan secara manual. Tapi jika ingin lebih praktis, bisa menggunakan beberapa aplikasi laporan keuangan yang banyak tersedia di toko produk digital.
5. Alokasikan Keuntungan
Sebagai pemilik, Anda berhak mengambil semua keuntungan toko untuk keperluan pribadi. Namun ternyata cara itu kurang bijak, kenapa? Karena Anda juga harus mengalokasikan sebagian keuntungan untuk tambahan modal.
Lalu bagaimana cara mengalokasikan keuntungan secara adil. Mudah saja. Anda bisa mengalokasikan 30% untuk tambahan modal, 10% untuk membayar hutang usaha, 10% untuk kegiatan amal, 20% untuk tabungan, dan 30% sisanya untuk kepentingan pribadi.
Dari prosentase tersebut, Anda hanya boleh menggunakan 30% saja untuk kepentingan pribadi. Itu sudah termasuk untuk kepentingan amal, zakat, dan sejenisnya. Tapi jika ingin mengalokasikan dana amal sendiri, boleh saja. Sesuaikan saja dengan kebutuhan. Asal tidak jauh-jauh dari komponen alokasi tersebut.
6. Menggaji Diri Sendiri
Apakah owner juga perlu mendapat gaji? Tentu saja perlu. Karena selain owner, Anda juga merangkap menjadi CEO, karyawan gudang, staff keuangan, driver, bahkan admin dan cleaning service. Tidak ada salahnya mengeluarkan sedikit keuntungan untuk menggaji diri sendiri, diluar alokasi untuk keperluan pribadi.
Namun ini bisa Anda lakukan jika keuntungan yang didapat toko telah stabil. Jika masih fluktuatif, tidak ada alokasi untuk menggaji diri sendiri juga tidak masalah. Apalagi saat masih merintis. Kestabilan toko lebih penting dibandingkan sekedar memberi gaji untuk diri sendiri.
7. Gunakan Sistem Fifo
FIFO singkatan dari first in first out, yaitu bahasa akuntansi yang sering digunakan untuk stok barang. Artinya, barang yang masuk pertama adalah yang keluar pertama. Tujuannya untuk menghindari penumpukan dan kerusakan barang yang disimpan terlalu lama.
Terlebih lagi jika ada stok barang makanan atau dengan waktu expired yang singkat. Penggunaan sistem FIFO bisa meminimalisir kerugian akibat kerusakan barang. Pastikan juga untuk memeriksa tanggal expired setiap produk. Jangan sampai lengah menjual produk yang telah kadaluarsa pada pelanggan.
8. Sebisa Mungkin Hindari Hutang Usaha
Ada kalanya beberapa bank atau jasa pembiayaan lainnya datang menawarkan pinjaman tambahan modal. Ini memang solusi terbaik bagi Anda yang kekurangan modal. Tapi jika masih ada jalan lain, sebaiknya hindari hutang usaha.
Selain minim risiko, cara mengatur keuangan warung sembako seperti ini juga akan memaksimalkan keuntungan yang didapatkan. Selalu usahakan menyisihkan keuntungan untuk menambah modal. Tambahkan pula cadangan kerugian piutang untuk mengantisipasi jika ada piutang yang tidak terbayar.
9. Atur Konsinyasi dengan Baik
Ada kalanya mungkin Anda mendapat titipan barang dari pihak lain untuk menjualnya. Cara ini biasa disebut dengan istilah konsinyasi. Barang konsinyasi tidak masuk dalam stok barang dagangan. Karena sifatnya hanya titipan. Meski demikian, bukan berarti bukan tanpa catatan.
Buat catatan khusus untuk barang konsinyasi, cara mengatur keuangan warung sembako ini bertujuan untuk menghindari salah hitung. Uang yang seharusnya digunakan untuk membayar pihak lain justru dipakai untuk keperluan toko lainnya.
10. Gunakan Aplikasi Stok Barang
Untuk mempermudah perhitungan stok barang, tidak ada salahnya menggunakan software atau aplikasi stok barang. Aplikasi ini banyak tersedia di toko digital, pilih aplikasi yang memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan toko, agar lebih efektif dan efisien.
Atur Keuangan Warung Sembako Anda Sekarang!
Bagaimana? Ternyata mengatur keuangan toko sembako tidak sesulit yang dibayangkan, bukan? Apalagi jika ada tutor yang akan membantu Anda melakukan pekerjaan ini lebih baik lagi.
Masih banyak lagi tips keuangan umkm lainnya, selain cara mengatur keuangan warung sembako di atas. Anda bisa mendapatkannya dengan mendaftarkan usaha Anda ke website UKM Sumut.
Lebih dari cara mengelola keuangan usaha. Anda juga akan mendapat mentor untuk pengembangan usaha lebih maju lagi. Segera daftarkan UKM Anda di UKM Sumut dan dapatkan jaringan serta bantuan untuk mengembangkan bisnis Anda.